Love and Hate

 



Kemelut sekaligus kebahagiaan hidup gue bermula sejak gue dekat dengannya. Lalu kemudian menikah. Lalu mempunyai anak. Dua pula. 😀😀

Ada rasa sayang yang berbarengan dengan rasa kesal, gondok dan sebal. Seringkali aku merasa sakit hati atas perlakuannya, tapi selalu saja mereda dengan sangat cepat, puufff....lalu hilang. Rasa gondok bertahan paling lama hanya 2 hari saja. Gosh....rasanya ingin sekali gue memarahinya lalu setelah itu gue pergi. Rasa ingin pergi meninggalkannya sudah ribuan kali muncul, dan ribuan kali pula gue nggak sanggup untuk jauh lama-lama.

Secara logika, mana ada istri yang tahan dengan keberadaan suami yang banyak hutang?

Tapi selalu saja hati ini ber
harap gue bisa menghasilkan banyak uang untuk membantunya menyelesaikan perhutangan itu. Aaaaaaakkkkhhhh, pikiran macam apa yang ada di otak gue ini? Rasanya gue perlu bicara dengan psikolog. Apakah pikiran gue lumrah? wajar? manusiawi?

Semua orang tau lah pasti, menjadi ibu rumah tangga dengan memiliki suami yang banyak hutang, tidaklah indah. Hidup selalu dipenuhi tagihan, anak-anak merengek minta kebutuhan ini dan itu. Terkadang mendengar token listrik bunyi tut tut tut sudah biasa. Mempunyai uang 20.000 rupiah rasanya berharga sekali untuk mengisi token listrik !

Tapi apakah gue bisa meninggalkannya? oooo tentu tidak bestie. Anak-anak juga pasti tidak akan mengijinkan gue untuk itu. Orang-orang di sekeliling gue sering heran, bertanya-tanya, mengingat background kehidupan lajang gue, kok bisa siy gue hidup dalam keadaan seperti itu? Ha..ha...gue pun nggak tau. Selalu saja di hati gue ingin menolongnya ketika dia kesulitan.Tapi di satu sisi, gue juga gemes hidup gue begini. Aaaaakkkkkkhhhh.... 16 tahun gengs. What a surprise ! Gue sendiri juga ngerasa SURPRISE !

Komentar